PEMANFAATAN AMILOPEKTIN UBI KAYU SEBAGAI PENGGANTI GELATIN PADA
PEMBUATAN KAPSUL YANG TERJAMIN HALAL
Disusun Oleh :
ALMUKMIN UMAR
09220110070
Jurusan
Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2012
Kata
Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan karunianya-Lah maka saya dapat menyelesaikan tugas dengan
lancar dan dikumpul tepat pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang
membawakan mata kuliah kimia organik , teman-teman, dalam penyusunan makalah
ini.
Tugas ini disusun
berdasarkan literatur dari berbagai blog serta sebahagian dari buku-buku yang
berkaitan dengan materi yang telah di tugaskan terkait dengan Karbohidrat yang
dimana membahas tentang (Manfaat
amilopektin ubi kayu sebagai pengganti glatin dalam pembuatan kapsul yang
terjamin halal).
Didalam makalah ini tentu saja memiliki banyak kekurangan
namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada
gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan makalah ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati
saran-saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan
kualitas makalah ini di tugas – tugas selanjutnya
Akhirnya, saya ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini, dan harapan saya adalah
mudah-mudahan makalah ini bermamfaat.
Wassalam.
Makassar,
11 April 2011
Almukmin
umar
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan
-
Latar belakang
-
Tujuan dan manfaat
Bab II : Pembahasan
-Kondisi Kekinian Pembuatan Cangkang Kapsul dari Gelatin
-Alternatif Pengganti Fungsi
Gelatin pada Pembuatan Cangkang
kapsu
-Kondisi Produksi Ubi Kayu di Indonesia Saat Ini
-P-roses Pengolahan Amilopektin sebagai Pengganti Gelatin
-Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Bab III: Penutup
- Kesimpulan
BAB I
pendahuluan
Penggunaan gelatin ditataran masyarakat sebagai
pengenyal bahan makanan semakin marak. Banyak diantara produsen yang
menggunakan gelatin sebagai bahan pengenyal karena rasanya lebih enak dan
kekenyalannya pun lebih sempurna. Dalam dunia produksi, gelatin dapat
diproduksi dengan bahan baku kulit atau pun tulang yang diperoleh dari hewan
seperti babi. Hewan babi tidak halal bagi masyarakat yang beragama Islam. Maka
dari itu perlu dilakukan
alternatif pengganti gelatin agar dapat dikonsumsi dengan aman.
Penggunaan
gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai
gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam
amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 - 86 %
protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang
dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino
essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan.
Pada proses pembuatan kapsul yang digunakan sebagai
pembungkus obat umumnya terbuat dari gelatin. Selama ini yang paling banyak
digunakan adalah gelatin yang kehalalannya masih diragukan. Gelatin dapat
digantikan dengan menggunakanamilopektini yang granulernya menggembang. Amilopektin
bisa diperoleh dari pati ubi kayu.
potensi penggunaan bahan baku ubi kayu untuk pengganti gelatin pada
pembuatan kapsul sangat tinggi.
Amilopektin dalam ubi kayu mempunyai bentuk
granula. Granula amilopektin akan membengkak apabila ditambah volumenya dengan
air. Peningkatan volume dengan air pada suhu antara 55 dan 65 merupakan pembengkakan yang
disebut dengan keadaan gelatinasi. Setelah penambahan air maka terbentuklah
suatu suspensi yang apabila dipanaskan akan terjadi perubahan berupa
pembentukan struktur gelatinasi. Mula-mula suspense amilopektin akan terlihat
keruh, tetapi lama-kelamaan akan berubah menjadi jernih pada suhu tertentu.
Terjadinya translusi larutan amilopektin tersebut akan diikuti pembengkakan
granula.
Tujuan dan
Manfaat
Tujuan
1. Mengetahui
potensi amilopektin ubi kayu sebagai pengganti gelatin pada
pembuatan kapsul.
2. Mengetahui
proses pengolahan amilopektin sebagai bahan pengganti gelatin
pada pembuatan kapsul.
Manfaat
1. Digunakan
sebagai wadah penambah wawasan bagi masyarakat dan
mahasiswa mengenai potensi dari
amilopektin sebagai pengganti gelatin.
2. Digunakan
sebagai sebuah pengetahuan penting tentang proses pengolahan
amilopektin sebagai bahan pengganti
gelatin pada pembuatan kapsul.
BAB II
PEMBAHASAN
Gelatin
adalah suatu senyawa protein turunan kolagen yang bersifat amfoter dengan titik
isoionik antara 5-9 tergantung pada bahan baku dan metode yang digunakan.
Penggunaan gelatin sangat luas karena gelatin bersifat serba guna, bisa
digunakan sebagai bahan pengisi, bahan pengemulsi, pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, dan daya
cernanya tinggi.
Gelatin
sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang
tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan
rendahnya kadar lemak. Gelatin juga sangat penting untuk bahan pembuatan kapsul
pada obat. Indonesia menggunakan kapsul keras, bahan baku untuk membuat kapsul
keras adalah gelatin. Kapsul keras (hard capsule) merupakan pengembangan
obat yang isinya dalam bentuk serbuk. Bahan baku utama untuk membuat kapsul
keras adalah gelatin. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 - 86 % protein, 8
- 12 % air dan 2 - 4 % mineral, dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan
tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial
yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan. Gelatin mempunyai
sifat mudah larut dengan air liur dan kenyal.
Manfaat gelatin dan
jenis-jenis produk yang menggunakannya
Fungsi-fungsi
gelatin dalam berbagai contoh jenis produk yang biasa menggunakannya antara
lain :
a. Jenis produk pangan secara umum:
berfungsi sebagai zat pengental, penggumpal, membuat produk menjadi elastis,
pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air, pelapis tipis, pemerkaya
gizi.
b. Jenis produk daging olahan:
berfungsi untuk meningkatkan daya ikat air, konsistensi dan stabilitas produk
sosis, kornet, ham, dll.
c. Jenis produk susu olahan: berfungsi
untuk memperbaiki tekstur, konsistensi dan stabilitas produk dan menghindari
sineresis pada yoghurt, es krim, susu asam, keju cottage, dll.
d. Jenis produk bakery: berfungsi untuk
menjaga kelembaban produk, sebagai perekat bahan pengisi pada roti-rotian, dll
e. Jenis produk minuman: berfungsi
sebagai penjernih sari buah (juice), bir dan wine.
f. Jenis produk buah-buahan: berfungsi
sebagai pelapis (melapisi pori-pori buah sehingga terhindar dari kekeringan dan
kerusakan oleh mikroba) untuk menjaga kesegaran dan keawetan buah.
g.
Jenis
produk permen dan produk sejenisnya: berfungsi untuk mengatur konsistensi
produk, mengatur daya gigit dan kekerasan serta tekstur produk, mengatur
kelembutan dan daya lengket di mulut.
Gelatin juga banyak digunakan oleh Industri
farmasi, kosmetik, fotografi, jelly, soft candy, cake, pudding, susu yoghurt,
film fotografi, pelapis kertas, tinta inkjet, korek api, gabus, pelapis kayu
untuk interior, karet plastik, semen, kosmetika adalah contoh-contoh produk
industri yang menggunakan gelatin.
Penghias kue pada umumnya terbuat dari gum paste juga plastic icing yang mengandung gelatin. Gelatin juga tak hanya terdapat dalam gum paste sebagai penghias kue. Namun juga terdapat dalam kue puding, sirup, maupun permen kenyal. Kebanyakan merupakan produk impor. Bahkan untuk menawarkan kekentalan yang lebih tinggi produsen kecap menggunakan gelatin.
Sedangkan di bidang farmasi, gelatin digunakan sebagai cangkang kapsul. Di Indonesia, kapsul yang beredar adalah kapsul jenis hard. Kapsul ini terbuat dari gelatin, pewarna, pengawet serta pelentur.
Penghias kue pada umumnya terbuat dari gum paste juga plastic icing yang mengandung gelatin. Gelatin juga tak hanya terdapat dalam gum paste sebagai penghias kue. Namun juga terdapat dalam kue puding, sirup, maupun permen kenyal. Kebanyakan merupakan produk impor. Bahkan untuk menawarkan kekentalan yang lebih tinggi produsen kecap menggunakan gelatin.
Sedangkan di bidang farmasi, gelatin digunakan sebagai cangkang kapsul. Di Indonesia, kapsul yang beredar adalah kapsul jenis hard. Kapsul ini terbuat dari gelatin, pewarna, pengawet serta pelentur.
Umumnya
gelatin diproduksi dari bahan yang kaya akan kolagen baik tulang maupun kulit.
Kulit dan tulang dapat diperoleh dari hewan seperti babi atau sapi. Akan
tetapi, apabila gelatin dibuat dengan menggunakan kulit atau tulang sapi akan
memerlukan proses lama dan butuh bahan kimia untuk penetral lebih banyak sehingga
memerlukan biaya yang sangat mahal. Babi merupakan salah satu bahan baku yang
sangat mudah dimanfaatkan untuk bahan baku gelatin. Mengingat babi mudah
dibudidayakan pada kondisi yang fleksibel dan kandungan kolagen dalam babi
sangat besar, maka banyak perusahaan atau masyarakat yang menggunakan babi
sebagai bahan baku pembuatan gelatin.
Banyaknya
pembuatan gelatin dari bahan baku babi membuat sebagian orang khususnya yang
beragama Islam menjadi khawatir akan kehalalan dari produk tersebut. Selain itu
Negara Indonesia sendiri tidak bias memproduksi gelatin di dalam negeri,
melainkan harus banyak mengimpor dari Negara tetangga. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, jumlah impor gelatin mencapai 2.715.782 kg senilai
9.535.128 dolar AS. Mengingat banyaknya produsen luar negeri yang sering
menggunakan bahan baku babi untuk memproduksi gelatin, maka kehalalan dari
produk tersebut diragukan. Oleh karena itu diperlukan berbagai solusi
alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah
satu alternatif yang sekarang marak dikembangkan adalah membuat gelatin dengan
bahan baku tulang ikan. Pembuatan gelatin dari jenis ini sangat sulit dan susah
untuk mencari bahan bakunya. Pada proes pembuatan kapsul obat, bahan baku yang
harus ditambahkan sebagai bahan pelembut dan penghalus adalah gelatin. Selama
ini yang paling banyak digunakan adalah gelatin yang kehalalanya masih
diragukan (Jannah Gelatin dapat digantikan dengan menggunakan amilopektin yang granulernya
menggembang. Amilopektin bisa diperoleh dari pati ubi kayu.
Kondisi Kekinian
Pembuatan Kapsul dari Gelatin
Gelatin
adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagenkulit, tulang,
atau ligamen (jaringan ikat) hewan.
Gelatin digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat kapsul. Kapsul sangat
penting sekali di dunia medis, yaitu digunakan sebagai pembungkus obat. Kapsul
yang terbuat dari gelatin sangat sempurna dan fleksibel. Kapsul yang terbuat
dari gelatin mudah larut dalam air liur dan rasanya kenyal sehingga obat yang rasanya
pahit tidak terasa di lidah.
Konsumen yang mengkonsumsi obat dengan kapsul
lebih nyaman daripada menggunakan tablet. Gelatin yang dibuat sebagai bahan
baku kapsul masih diragukan kehalalannya, karena gelatin yang digunakan
diproduksi dari tulang atau kulit babi. Sehingga bagi umat muslim produk
tersebut dianggap haram.
Sebenarnya
gelatin dapat diperoleh dari bahan baku tulang ikan, tetapi pembuatan gelatin
dari bahan ini sangat sukar penyediaan bahan bakunya. Alternatif untuk
mengganti fungsi gelatin pada pembuatan kapsul adalah dengan menggunakan
amilopektin ubi kayu.
Alternatif Pengganti Fungsi Gelatin pada
Pembuatan Kapsul
Solusi
untuk mengganti gelatin pada pembuatan kapsul adalah dengan menggunakan
amilopektin yang berasal dari pati ubi kayu. Ubi kayu merupakan tanaman
produktif yang sangat potensi ditanam di seluruh wilayah yang ada di Indonesia
karena bisa tumbuh di wilayah tropis. Ubi kayu bisa dimanfaatkan untuk
menggantikan fungsi gelatin dalam pembuatan kapsul karena kandungan amilopektin
yang sangat tinggi. Ubi kayu mempunyai kandungan amilopektin sebesar 25–30 kg
per ton.
kentang,
ganyong, garut, dan umbi dahlia. Untuk mengeluarkan amilopektin ubi kayu
dilakukan perlakuan awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan
pada ubi kayu
sehingga struktur menjadi seperti serbuk.
Ubi
kayu merupakan bahan makanan pokok masyarakat yang sudah lumrah dikonsumsi.
Masyarakat umumnya tidak bisa memanfaatkan ubi kayu dengan baik. Kebanyakan
mereka hanya mengelola menjadi kripik, kue, tepung, bioetanol dan ubi rebus.
Ubi kayu berpotensi untuk dijadikan sebagai pengganti fungsi gelatin pada
pembuatan kapsul karena menggandung amilopektin yang sangat tinggi. Amilopektin
dapat diperoleh dari pati ubi kayu. Komposisi kimia konversi ubi kayu menjadi
pati dapat di lihat pada tabel 1.1. Komposisi
Kimia
Tabel 1.1. Komposisi Kimia
Konversi Ubi Kayu Menjadi Pati
Perubah
|
Suhu Peubah
|
|
70
|
80
|
|
Kadar air ()
|
2,968
|
7,865
|
Kadar abu)
|
1,5035
|
0,8425
|
Kadar pati)
|
47,455
|
26,430
|
Kadar proein)
|
7,8
|
0,80
|
Kadar asam
total (%)
|
0,48
|
0,830
|
Sumber : Pengaruh Perbedaan SuhuTepung Tapai Ubi
Kayu Terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang Dihasilkan.
Tabel
di atas menjelaskan bahwa hasil pengolahan ubi kayu dapatdihasilkan unsur pati paling
besar. Jumlah pati yang bisa diambil setiap kilonya adalah 47,455. Banyaknya pati yang bisa dihasilkan daripada unsur
lain dapat dijadikan sebagai upaya bahwa ubi kayu sangat potensi untuk diambil zat patinya.
Pati
merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Patiterdiri dari dua fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air dingin. Fraksi terlarut tersebut disebut
amilopektin dan fraksi tidak terlarut disebut amilosa . Untuk menggantikan
fungsi gelatin, digunakan pati yang mempunyai fraksi tidak terlarut, yaitu
amilopektin.
Amilopektin
dalam ubi kayu mempunyai bentuk granula. Granula amilopektin akan membengkak apabila ditambah volumenya dengan air. Peningkatan
volume dengan air pada suhu antara 550C dan 650C merupakan pembengkakan yang
disebut dengan keadaan gelatinasi. Penambahan air dapat dilakukan di luar
seperti halnya pada pembuatan kanji atau puding. Setelah penambahan air maka
terbentuklah suatu suspensi yang apabila dipanaskan akan
terjadi perubahan berupa pembentukan struktur
gelatinasi.
Mula-mula
suspensi amilopektin akan terlihat keruh, tetapi lama-kelamaan akan berubah
menjadi jernih pada suhu tertentu. Terjadinya translusi larutan amilopektin
tersebut akan diikuti pembengkakan granula. Energi kinetik molekul pada molekul
air berubah menjadi lebih kuat sehingga timbul gaya tarik menarik antar molekul
amilopektin di dalam granula yang menyebabkan air masuk di dalam granula. Untuk
lebih jernih dilakukan penyaringan dengan karbon aktif sehingga dapat diperoleh
suspensi amilopektin yang jernih.
Ditinjau
dari bentuk struktur, gelatin dan glukosa yang dipanaskan memiliki bentuk yang
hampir sama sehingga glukosa yang dipanaskan memiliki sifat mirip dengan
gelatin. Gelatin mempunyai bentuk ikatan dengan asam amino essensial yang
kental sehingga dapat menciptakan kekenyalan yang sangat sempurna. Glukosa
ketika dipanaskan membentuk struktur amilopektin yang mana antar glukosa
berkumpul membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat, sehingga mempunyai bentuk
kental seperti gelatin. Keduanya membentuk struktur siklo seperti cincin.
Bedanya struktur gelatin siklo diputus oleh ikatan asam amino. Keduanya
memiliki struktur yang mirip. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dengan
gambar 1.1 dan 1.2 sebagai berikut
Gambar 1.1. Struktur Gelatin
Gambar 1.2. Struktur Amilopektin
Amilopektin
yang mengalami gelatinasi dapat dikeringkan sehingga nantinya bisa dikonversi
menjadi bentuk serbuk yang disebut sebagai instan rice. Bentuk
gelatinasi ini mempunyai struktur seperti halnya gelatin sehingga fungsi gelatin
bisa digantikan amilopektin pada keadaan gelatinasi. Dibandingkan dengan
gelatin atau bahan pengempuk lain, amilopektin ubi kayu memiliki daya
keunggulan tersendiri. Sebagian besar ubi kayu ditanam oleh masyarakat Indonesia
karena ubi kayu mudah tumbuh di daerah tropis. Di seluruh kepulauan Indonesia
rata-rata mempunyai perkebunan ubi kayu seluas 4.795 hektar. Oleh karena itu
amilopektin sangat potensi untuk dimanfaatkan sebagai pengganti gelatin dalam
fungsinya sebagai pengenyal pada kapsul.
Pengolahan
Amilopektin sebagai Pengganti Gelatin
Ubi
kayu merupakan salah satu alternatif untuk menggantikan fungsi gelatin pada
pembuatan kapsul, karena dapat menghasilkan amilopektin dalam jumlah besar.
Amilopektin pada pati dapat digunakan sebgai pengganti fungsi gelatin karena
strukturnya mirip dengan gelatin. Amilopektin mempunyai struktur ikatan
hidrogen kuat yang menyerupai ikatan unsur asam amino pada gelatin. Persamaan
bentuk ikatan ini dapat diindikasikan akan mempunyai sifat
gelatin, yaitu
mempunyai daya pengenyal dan perekat. Amilopekti dapat diperoleh dengan
memisahkan 2 fraksi yang terdapat pada pati yaitu fraksi amilosa dan fraksi
amilopektin. Amilosa larut dalam air panas, sedangkan amilopektin larut dalam
air dingin. Amilopektin bisa diperoleh dengan cara memanaskan ubi kayu yang
berbentuk serbuk dan dimasukkan enzim α-amilase. Enzim akan bekerja memisahkan
zat pati yang ada pada ubi kayu yang nantinya dilakukan proses lebih lanjut.
Zat pati bisa diperoleh pada semua tumbuhan. Kadar pati tertinggi terdapat pada
ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum, kentang,
ganyong, garut, dan umbi dahlia. Untuk menggeluarkan amilopektin pada ubi kayu
dilakukan perlakuan awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan pada ubi
kayu sehingga struktur
menjadi seperti
serbuk.
Berikut
merupakan langkah – langkah pengolahan amilopektin untuk dijadikan sebagai
pengganti gelatin pada pembuatan kapsul dengan menggunakan bahan baku ubi kayu
:
a. Proses
Pretreatment
Proses
pretreatment adalah sutu perlakuan awal terhadap ubi kayu segar agar pati bisa
diambil. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Mengupas ubi kayu segar.
2. Menggiling ubi kayu dengan
menggunakan mesin penggiling.
3. Menyaring hasil penggilingan untuk
memperoleh bubur ubi kayu.
4. Memasukkan bubur ubi kayu ke dalam
tangki.
5. Menambahkan air sampai pada setengah
volume tangki.
6. Dipanaskan di atas tungku.
7. Ditambahkan enzim α-amilase pada tangki
yang berada pada suhu kurang
lebih 60-66 0C (Liquifaksi).
8. Pati yang sudah terbentuk sudah
berupa bubur
b. Proses
Pengenceran
Proses
pengenceran adalah proses yang dilakukan untuk menambah volume granula sehingga
nantinya granula bisa membesar ketika dipanaskan. Proses pengenceran adalah
sebagai berikut :
1. Bubur pati tersebut kita perlakukan
dengan cara menambahkan sedikit air
yaitu sekitar 30% dari jumlah volume
bubur.
2. Dipanaskan sampai suhu 65.
3. Bubur akan sedikit demi sedikit akan
memadat.
4. Setelah itu taruh bubur di dalam
loyang atau sejenis panci.
5. Setelah agak dingin, tambahkan air
sedikit demi sedikit seperti halnya
membuat puding sehingga terbentuk suatu suspensi.tangki
6. Kemudian dipanaskan pada suhu 550C.
7. Pati akan mengalami gelatinasi
(Transluen).
c. Pemisahan
1. Pati yang sudah mengalami
gelatinasi dipisahkan dengan ditambahkan airdingin.
2. Akan terbentuk fase terlarut
dan tidak larut. Yang tidak larut adalah amilosa,
sedangkan yang terlarut adalah amilopektin.
3. Selanjutnya adalah memisahkan
amilopektin dengan air, yaitu dengan cara
penguapan menggunakan Fresh Dryer.
4. Setelah terpisahkan air dengan
pati amilopektin akan terbentuk serbuk.
5. Serbuk diuapkan sebentar dan
siap untuk digunakan sebagai pengganti fungsi gelatin.
d. Pencampuran
Terhadap Pembuatan Kapsul
Setelah
terbentuk struktur gelatinasi yang kuat, maka amilopektin siap untuk
menggantikan gelatin sebagai penguat. Proses pencampuran adalah setelah
bahan-bahan pembentuk kapsul sudah siap. Tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan larutan amilopektin
dengan melarutkan 20-45% amilopektin ke
dalam air dingin yang telah dimineralisasi.
2. Bahan tambahan seperti
pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan
amilopektin sehingga membentuk campuran
homogen.
3. Bahan dasar ini dicampur dan
dimasukkan ke dalam pencetak kapsul
sehingga kapsul terbentuk.
4. Kemudian diperiksa
kelayakannya.
5. Kapsul bisa terbentuk dan siap
diisi dengan bahan obat.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembuatan
kapsul dengan bahan baku ubi kayu sangat berpotensi karena
menggandung amilopektin yang sangat tinggi.
Ubi kayu mengandung
amilopektin yang cukup besar yang mana ubi
kayu masih mempunyai nilai
ekonomis rendah. Amilopektin diperoleh dari
pati ubi kayu. Kalau ditinjau
dari berbagai teori, amilopektin mempunyai
bentuk granula yang dapat
mengembang
apabila ditambahkan air. Mengembangnya granula pada
amilopektin merupakan suatu bentuk yang
mempunyai sifat seperti gelatin.
Oleh karena itu amilopektin dari ubi kayu
sangat efektif untuk dijadikan
sebagai bahan pengganti gelatin pada
pembuatan kapsul.
2. Proses
pengolahan amilopektin untuk dijadikan sebagai bahan pengganti
gelatin pada pembuatan kapsul dari ubi kayu
meliputi proses pretreatmen
dengan tujuan agar ubi kayu bisa dipisahkan
zat patinya, selanjutnya adalah
proses
pengenceran dengan tujuan agar amilopektin yang sudah terbentuk
struktur granulanya bisa dikembangkan
sehingga terbentuk gelatin,
selanjutnya adalah proses penguatan dengan
tujuan agar amilopektin dapat
bertahan lama dalam bentuk struktur
gelatinasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Author. (2009,
Mei 14). Gelatin dari Babi. Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republika.com
Baily, A. J.,
& Paul. (1998). Journal of The Society of Leather Technologysts And Chemists.
pp.104 - 110 , 6.
BPS. (2009, Mei
13). Impor Gelatin. Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com
Departemen
Pertanian. 2005. Data Base Pemasaran International Ubi Kayu.
Dipetik Mei
Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com
Jannah, A.
(2008). Gelatin. Malang: UIN.
Lidia Sari E,
Indriyani M, Friska S. Pengaruh Perbedaan Suhu Tepung Tapai Ubi Kayu
Terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang Dihasilkan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006Hlm. 141-146. ISSN 1411-0067. 17
Nurhayati, &
Nyoman, I. (2000). Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui
Proses Fermentasi. JMS , 3..
Wagiono. (2006).
Pengembangan Formulasi Produk Mie Berbahan Baku Pati Dari Ubi Kayu. JTP
VII-311 , 6.
harus d tambah lagi
BalasHapusproses pembuatan cangkang kapsulnya lebih detailnya seperti apa ? bisa tolong diinfoin ga ke sini erient.tiatri@gmail.com.. terima kasih
BalasHapusAssalamualaikom bro,... bisa dikiriomkan file makalah lengkapnya? di taoemesaa@yahoo.com, terima kasih bro.
BalasHapus