Selasa, 12 Juni 2012

PEMANFAATAN AMILOPEKTIN UBI KAYU SEBAGAI PENGGANTI GELATIN PADA PEMBUATAN KAPSUL YANG TERJAMIN HALAL



PEMANFAATAN AMILOPEKTIN UBI KAYU SEBAGAI PENGGANTI GELATIN PADA
PEMBUATAN KAPSUL YANG TERJAMIN HALAL



 













Disusun Oleh :
ALMUKMIN UMAR
09220110070

Jurusan Teknik Kimia
   Fakultas Teknologi Industri
  Universitas Muslim Indonesia
                Makassar
2012


 
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunianya-Lah maka saya dapat menyelesaikan tugas dengan lancar dan dikumpul tepat pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang membawakan mata kuliah kimia organik , teman-teman, dalam penyusunan makalah ini.
Tugas ini disusun berdasarkan literatur dari berbagai blog serta sebahagian dari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang telah di tugaskan terkait dengan Karbohidrat yang dimana membahas tentang (Manfaat amilopektin ubi kayu sebagai pengganti glatin dalam pembuatan kapsul yang terjamin halal).
Didalam makalah ini tentu saja memiliki banyak kekurangan namun terdapat pula keistimewaan didalamnya, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga halnya dengan makalah  ini. Karenanya dengan segala kerendahan hati saran-saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan kualitas makalah ini di tugas – tugas selanjutnya
Akhirnya, saya ucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini, dan harapan saya adalah mudah-mudahan makalah ini bermamfaat.
Wassalam.

Makassar, 11 April 2011

Almukmin umar





DAFTAR ISI

                                                                                      
Kata pengantar                                                                                   
Daftar isi                                                                                          

Bab I   : Pendahuluan
- Latar belakang                                                                               
- Tujuan dan manfaat                                                                          

Bab II  : Pembahasan

    -Kondisi Kekinian Pembuatan Cangkang Kapsul dari Gelatin
                -Alternatif Pengganti Fungsi Gelatin pada Pembuatan Cangkang
                   kapsu                  
    -Kondisi Produksi Ubi Kayu di Indonesia Saat Ini
    -P-roses Pengolahan Amilopektin sebagai Pengganti Gelatin
    -Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan

Bab III: Penutup

    -   Kesimpulan




BAB I

  pendahuluan



Penggunaan gelatin ditataran masyarakat sebagai pengenyal bahan makanan semakin marak. Banyak diantara produsen yang menggunakan gelatin sebagai bahan pengenyal karena rasanya lebih enak dan kekenyalannya pun lebih sempurna. Dalam dunia produksi, gelatin dapat diproduksi dengan bahan baku kulit atau pun tulang yang diperoleh dari hewan seperti babi. Hewan babi tidak halal bagi masyarakat yang beragama Islam. Maka dari itu perlu dilakukan
alternatif pengganti gelatin agar dapat dikonsumsi dengan aman.

 Penggunaan gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 - 86 % protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan.

Pada proses pembuatan kapsul yang digunakan sebagai pembungkus obat umumnya terbuat dari gelatin. Selama ini yang paling banyak digunakan adalah gelatin yang kehalalannya masih diragukan. Gelatin dapat digantikan dengan menggunakanamilopektini yang granulernya menggembang. Amilopektin bisa diperoleh dari pati ubi kayu.

          Ubi kayu merupakan salah satu hasil perkebunan yang menggandung  amilopektin yang sangat tinggi. Dengan terobosan penggunaan ubi kayu sebagai bahan baku pengganti gelatin, akan berdampak positif bagi kehidupan petani ubi kayu, yakni menambah penghasilan dan lapangan pekerjaan. Produksi ubi kayu di Indonesia sangat besar. Pada tahun 2005 produksi ubi kayu mencapai 19,5 juta ton dengan areal 1,24 ha . Mengingat jumlahnya yang sangat tidak terbatas maka


potensi penggunaan bahan baku ubi kayu untuk pengganti gelatin pada pembuatan kapsul sangat tinggi.

Amilopektin dalam ubi kayu mempunyai bentuk granula. Granula amilopektin akan membengkak apabila ditambah volumenya dengan air. Peningkatan volume dengan air pada suhu antara 55  dan 65 merupakan pembengkakan yang disebut dengan keadaan gelatinasi. Setelah penambahan air maka terbentuklah suatu suspensi yang apabila dipanaskan akan terjadi perubahan berupa pembentukan struktur gelatinasi. Mula-mula suspense amilopektin akan terlihat keruh, tetapi lama-kelamaan akan berubah menjadi jernih pada suhu tertentu. Terjadinya translusi larutan amilopektin tersebut akan diikuti pembengkakan granula.




Tujuan dan Manfaat

Tujuan
1. Mengetahui potensi amilopektin ubi kayu sebagai pengganti gelatin pada
    pembuatan kapsul.
2. Mengetahui proses pengolahan amilopektin sebagai bahan pengganti gelatin
    pada pembuatan kapsul.
                      
Manfaat
1. Digunakan sebagai wadah penambah wawasan bagi masyarakat dan
     mahasiswa mengenai potensi dari amilopektin sebagai pengganti gelatin.
2. Digunakan sebagai sebuah pengetahuan penting tentang proses pengolahan
     amilopektin sebagai bahan pengganti gelatin pada pembuatan kapsul.





BAB II
PEMBAHASAN


Gelatin adalah suatu senyawa protein turunan kolagen yang bersifat amfoter dengan titik isoionik antara 5-9 tergantung pada bahan baku dan metode yang digunakan. Penggunaan gelatin sangat luas karena gelatin bersifat serba guna, bisa digunakan sebagai bahan pengisi, bahan pengemulsi,  pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, dan daya cernanya tinggi.
                 
Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin juga sangat penting untuk bahan pembuatan kapsul pada obat. Indonesia menggunakan kapsul keras, bahan baku untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Kapsul keras (hard capsule) merupakan pengembangan obat yang isinya dalam bentuk serbuk. Bahan baku utama untuk membuat kapsul keras adalah gelatin. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 - 86 % protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral, dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan. Gelatin mempunyai sifat mudah larut dengan air liur dan  kenyal.


 Manfaat gelatin dan jenis-jenis produk yang menggunakannya


Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 % air dan 2 – 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan.



Fungsi-fungsi gelatin dalam berbagai contoh jenis produk yang biasa menggunakannya antara lain :
a.     Jenis produk pangan secara umum: berfungsi sebagai zat pengental, penggumpal, membuat produk menjadi elastis, pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air, pelapis tipis, pemerkaya gizi.
b.     Jenis produk daging olahan: berfungsi untuk meningkatkan daya ikat air, konsistensi dan stabilitas produk sosis, kornet, ham, dll.
c.      Jenis produk susu olahan: berfungsi untuk memperbaiki tekstur, konsistensi dan stabilitas produk dan menghindari sineresis pada yoghurt, es krim, susu asam, keju cottage, dll.
d.     Jenis produk bakery: berfungsi untuk menjaga kelembaban produk, sebagai perekat bahan pengisi pada roti-rotian, dll
e.      Jenis produk minuman: berfungsi sebagai penjernih sari buah (juice), bir dan wine.
f.       Jenis produk buah-buahan: berfungsi sebagai pelapis (melapisi pori-pori buah sehingga terhindar dari kekeringan dan kerusakan oleh mikroba) untuk menjaga kesegaran dan keawetan buah.
g.     Jenis produk permen dan produk sejenisnya: berfungsi untuk mengatur konsistensi produk, mengatur daya gigit dan kekerasan serta tekstur produk, mengatur kelembutan dan daya lengket di mulut.
Gelatin juga banyak digunakan oleh Industri farmasi, kosmetik, fotografi, jelly, soft candy, cake, pudding, susu yoghurt, film fotografi, pelapis kertas, tinta inkjet, korek api, gabus, pelapis kayu untuk interior, karet plastik, semen, kosmetika adalah contoh-contoh produk industri yang menggunakan gelatin.

Penghias kue pada umumnya terbuat dari gum paste juga plastic icing yang mengandung gelatin. Gelatin juga tak hanya terdapat dalam gum paste sebagai penghias kue. Namun juga terdapat dalam kue puding, sirup, maupun permen kenyal. Kebanyakan merupakan produk impor. Bahkan untuk menawarkan kekentalan yang lebih tinggi produsen kecap menggunakan gelatin.

Sedangkan di bidang farmasi, gelatin digunakan sebagai cangkang kapsul. Di Indonesia, kapsul yang beredar adalah kapsul jenis hard. Kapsul ini terbuat dari gelatin, pewarna, pengawet serta pelentur.

Umumnya gelatin diproduksi dari bahan yang kaya akan kolagen baik tulang maupun kulit. Kulit dan tulang dapat diperoleh dari hewan seperti babi atau sapi. Akan tetapi, apabila gelatin dibuat dengan menggunakan kulit atau tulang sapi akan memerlukan proses lama dan butuh bahan kimia untuk penetral lebih banyak sehingga memerlukan biaya yang sangat mahal. Babi merupakan salah satu bahan baku yang sangat mudah dimanfaatkan untuk bahan baku gelatin. Mengingat babi mudah dibudidayakan pada kondisi yang fleksibel dan kandungan kolagen dalam babi sangat besar, maka banyak perusahaan atau masyarakat yang menggunakan babi sebagai bahan baku pembuatan gelatin.

Banyaknya pembuatan gelatin dari bahan baku babi membuat sebagian orang khususnya yang beragama Islam menjadi khawatir akan kehalalan dari produk tersebut. Selain itu Negara Indonesia sendiri tidak bias memproduksi gelatin di dalam negeri, melainkan harus banyak mengimpor dari Negara tetangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, jumlah impor gelatin mencapai 2.715.782 kg senilai 9.535.128 dolar AS. Mengingat banyaknya produsen luar negeri yang sering menggunakan bahan baku babi untuk memproduksi gelatin, maka kehalalan dari produk tersebut diragukan. Oleh karena itu diperlukan berbagai solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.

Salah satu alternatif yang sekarang marak dikembangkan adalah membuat gelatin dengan bahan baku tulang ikan. Pembuatan gelatin dari jenis ini sangat sulit dan susah untuk mencari bahan bakunya. Pada proes pembuatan kapsul obat, bahan baku yang harus ditambahkan sebagai bahan pelembut dan penghalus adalah gelatin. Selama ini yang paling banyak digunakan adalah gelatin yang kehalalanya masih diragukan (Jannah Gelatin dapat digantikan dengan menggunakan amilopektin yang granulernya menggembang. Amilopektin bisa diperoleh dari pati ubi kayu.

Kondisi Kekinian Pembuatan Kapsul dari Gelatin

Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagenkulit, tulang, atau  ligamen (jaringan ikat) hewan. Gelatin digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat kapsul. Kapsul sangat penting sekali di dunia medis, yaitu digunakan sebagai pembungkus obat. Kapsul yang terbuat dari gelatin sangat sempurna dan fleksibel. Kapsul yang terbuat dari gelatin mudah larut dalam air liur dan rasanya kenyal sehingga obat yang rasanya pahit tidak terasa di lidah.

 Konsumen yang mengkonsumsi obat dengan kapsul lebih nyaman daripada menggunakan tablet. Gelatin yang dibuat sebagai bahan baku kapsul masih diragukan kehalalannya, karena gelatin yang digunakan diproduksi dari tulang atau kulit babi. Sehingga bagi umat muslim produk tersebut dianggap haram.

Sebenarnya gelatin dapat diperoleh dari bahan baku tulang ikan, tetapi pembuatan gelatin dari bahan ini sangat sukar penyediaan bahan bakunya. Alternatif untuk mengganti fungsi gelatin pada pembuatan kapsul adalah dengan menggunakan amilopektin ubi kayu.



 Alternatif Pengganti Fungsi Gelatin pada Pembuatan Kapsul

Solusi untuk mengganti gelatin pada pembuatan kapsul adalah dengan menggunakan amilopektin yang berasal dari pati ubi kayu. Ubi kayu merupakan tanaman produktif yang sangat potensi ditanam di seluruh wilayah yang ada di Indonesia karena bisa tumbuh di wilayah tropis. Ubi kayu bisa dimanfaatkan untuk menggantikan fungsi gelatin dalam pembuatan kapsul karena kandungan amilopektin yang sangat tinggi. Ubi kayu mempunyai kandungan amilopektin sebesar 25–30 kg per ton.

Amilopektin merupakan suatu biomassa yang bisa mempunyai bentuk granula. Amilopektin bisa diperoleh dengan cara memanaskan ubi kayu yang berbentuk serbuk dan dimasukkan enzim α-amilase. Enzim akan bekerja memisahkan zat pati yang ada pada ubi kayu yang nantinya dilakukan proses lebih lanjut. Zat pati bisa diperoleh pada semua tumbuhan. Kadar amilopektin tertingg terdapat pada ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum, 


kentang, ganyong, garut, dan umbi dahlia. Untuk mengeluarkan amilopektin ubi kayu dilakukan perlakuan awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan
pada ubi kayu sehingga struktur menjadi seperti serbuk.

Ubi kayu merupakan bahan makanan pokok masyarakat yang sudah lumrah dikonsumsi. Masyarakat umumnya tidak bisa memanfaatkan ubi kayu dengan baik. Kebanyakan mereka hanya mengelola menjadi kripik, kue, tepung, bioetanol dan ubi rebus. Ubi kayu berpotensi untuk dijadikan sebagai pengganti fungsi gelatin pada pembuatan kapsul karena menggandung amilopektin yang sangat tinggi. Amilopektin dapat diperoleh dari pati ubi kayu. Komposisi kimia konversi ubi kayu menjadi pati  dapat di lihat pada tabel 1.1. Komposisi Kimia

Tabel 1.1. Komposisi Kimia Konversi Ubi Kayu Menjadi Pati


       Perubah

                    Suhu Peubah
      70
        80
Kadar air ()
2,968
7,865
Kadar abu)
1,5035
0,8425
Kadar pati)
47,455
26,430
Kadar proein)
7,8
0,80
Kadar asam total (%)
0,48
0,830


Sumber :     Pengaruh Perbedaan SuhuTepung Tapai Ubi Kayu Terhadap Mutu                          Fisik dan Kimia yang Dihasilkan.

Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil pengolahan ubi kayu dapatdihasilkan unsur pati paling besar. Jumlah pati yang bisa diambil setiap kilonya    adalah 47,455. Banyaknya pati yang bisa dihasilkan daripada unsur lain dapat dijadikan sebagai upaya bahwa ubi kayu sangat potensi untuk     diambil zat patinya.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Patiterdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air dingin. Fraksi terlarut tersebut disebut amilopektin dan fraksi tidak terlarut disebut amilosa . Untuk menggantikan fungsi gelatin, digunakan pati yang mempunyai fraksi tidak terlarut, yaitu amilopektin.

Amilopektin dalam ubi kayu mempunyai bentuk granula. Granula amilopektin akan membengkak apabila ditambah volumenya dengan air. Peningkatan volume dengan air pada suhu antara 550C dan 650C merupakan pembengkakan yang disebut dengan keadaan gelatinasi. Penambahan air dapat dilakukan di luar seperti halnya pada pembuatan kanji atau puding. Setelah penambahan air maka terbentuklah suatu suspensi yang apabila dipanaskan akan
 terjadi perubahan berupa pembentukan struktur gelatinasi.

Mula-mula suspensi amilopektin akan terlihat keruh, tetapi lama-kelamaan akan berubah menjadi jernih pada suhu tertentu. Terjadinya translusi larutan amilopektin tersebut akan diikuti pembengkakan granula. Energi kinetik molekul pada molekul air berubah menjadi lebih kuat sehingga timbul gaya tarik menarik antar molekul amilopektin di dalam granula yang menyebabkan air masuk di dalam granula. Untuk lebih jernih dilakukan penyaringan dengan karbon aktif sehingga dapat diperoleh suspensi amilopektin yang jernih.

Ditinjau dari bentuk struktur, gelatin dan glukosa yang dipanaskan memiliki bentuk yang hampir sama sehingga glukosa yang dipanaskan memiliki sifat mirip dengan gelatin. Gelatin mempunyai bentuk ikatan dengan asam amino essensial yang kental sehingga dapat menciptakan kekenyalan yang sangat sempurna. Glukosa ketika dipanaskan membentuk struktur amilopektin yang mana antar glukosa berkumpul membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat, sehingga mempunyai bentuk kental seperti gelatin. Keduanya membentuk struktur siklo seperti cincin. Bedanya struktur gelatin siklo diputus oleh ikatan asam amino. Keduanya memiliki struktur yang mirip. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dengan gambar 1.1 dan 1.2 sebagai berikut

 

Gambar 1.1. Struktur Gelatin


 
Gambar 1.2. Struktur Amilopektin

Amilopektin yang mengalami gelatinasi dapat dikeringkan sehingga nantinya bisa dikonversi menjadi bentuk serbuk yang disebut sebagai instan rice. Bentuk gelatinasi ini mempunyai struktur seperti halnya gelatin sehingga fungsi gelatin bisa digantikan amilopektin pada keadaan gelatinasi. Dibandingkan dengan gelatin atau bahan pengempuk lain, amilopektin ubi kayu memiliki daya keunggulan tersendiri. Sebagian besar ubi kayu ditanam oleh masyarakat Indonesia karena ubi kayu mudah tumbuh di daerah tropis. Di seluruh kepulauan Indonesia rata-rata mempunyai perkebunan ubi kayu seluas 4.795 hektar. Oleh karena itu amilopektin sangat potensi untuk dimanfaatkan sebagai pengganti gelatin dalam fungsinya sebagai pengenyal pada kapsul.









Pengolahan Amilopektin sebagai Pengganti Gelatin

Ubi kayu merupakan salah satu alternatif untuk menggantikan fungsi gelatin pada pembuatan kapsul, karena dapat menghasilkan amilopektin dalam jumlah besar. Amilopektin pada pati dapat digunakan sebgai pengganti fungsi gelatin karena strukturnya mirip dengan gelatin. Amilopektin mempunyai struktur ikatan hidrogen kuat yang menyerupai ikatan unsur asam amino pada gelatin. Persamaan bentuk ikatan ini dapat diindikasikan akan mempunyai sifat
gelatin, yaitu mempunyai daya pengenyal dan perekat. Amilopekti dapat diperoleh dengan memisahkan 2 fraksi yang terdapat pada pati yaitu fraksi amilosa dan fraksi amilopektin. Amilosa larut dalam air panas, sedangkan amilopektin larut dalam air dingin. Amilopektin bisa diperoleh dengan cara memanaskan ubi kayu yang berbentuk serbuk dan dimasukkan enzim α-amilase. Enzim akan bekerja memisahkan zat pati yang ada pada ubi kayu yang nantinya dilakukan proses lebih lanjut. Zat pati bisa diperoleh pada semua tumbuhan. Kadar pati tertinggi terdapat pada ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung, biji sorgum, gandum, kentang, ganyong, garut, dan umbi dahlia. Untuk menggeluarkan amilopektin pada ubi kayu dilakukan perlakuan awal (pretreatment) yakni melakukan penggilingan pada ubi kayu sehingga struktur
menjadi seperti serbuk.

Berikut merupakan langkah – langkah pengolahan amilopektin untuk dijadikan sebagai pengganti gelatin pada pembuatan kapsul dengan menggunakan bahan baku ubi kayu :


a. Proses Pretreatment

Proses pretreatment adalah sutu perlakuan awal terhadap ubi kayu segar agar pati bisa diambil. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Mengupas ubi kayu segar.
2. Menggiling ubi kayu dengan menggunakan mesin penggiling.
3. Menyaring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur ubi kayu.
4. Memasukkan bubur ubi kayu ke dalam tangki.
5. Menambahkan air sampai pada setengah volume tangki.
6. Dipanaskan di atas tungku.
7. Ditambahkan enzim α-amilase pada tangki yang berada pada suhu kurang
   lebih 60-66 0C (Liquifaksi).
8. Pati yang sudah terbentuk sudah berupa bubur



b. Proses Pengenceran

Proses pengenceran adalah proses yang dilakukan untuk menambah volume granula sehingga nantinya granula bisa membesar ketika dipanaskan. Proses pengenceran adalah sebagai berikut :
1. Bubur pati tersebut kita perlakukan dengan cara menambahkan sedikit air
yaitu sekitar 30% dari jumlah volume bubur.
2. Dipanaskan sampai suhu 65.
3. Bubur akan sedikit demi sedikit akan memadat.
4. Setelah itu taruh bubur di dalam loyang atau sejenis panci.
5. Setelah agak dingin, tambahkan air sedikit demi sedikit seperti halnya
     membuat puding sehingga terbentuk suatu suspensi.tangki
6. Kemudian dipanaskan pada suhu 550C.
7. Pati akan mengalami gelatinasi (Transluen).


c. Pemisahan

1. Pati yang sudah mengalami gelatinasi dipisahkan dengan ditambahkan airdingin.
2. Akan terbentuk fase terlarut dan tidak larut. Yang tidak larut adalah amilosa,
    sedangkan yang terlarut adalah amilopektin.
3. Selanjutnya adalah memisahkan amilopektin dengan air, yaitu dengan cara
    penguapan menggunakan Fresh Dryer.
4. Setelah terpisahkan air dengan pati amilopektin akan terbentuk serbuk.
5. Serbuk diuapkan sebentar dan siap untuk digunakan sebagai pengganti fungsi gelatin.


d. Pencampuran Terhadap Pembuatan Kapsul

Setelah terbentuk struktur gelatinasi yang kuat, maka amilopektin siap untuk menggantikan gelatin sebagai penguat. Proses pencampuran adalah setelah bahan-bahan pembentuk kapsul sudah siap. Tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan larutan amilopektin dengan melarutkan 20-45% amilopektin ke
    dalam air dingin yang telah dimineralisasi.
2. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan kedalam larutan
    amilopektin sehingga membentuk campuran homogen.
3. Bahan dasar ini dicampur dan dimasukkan ke dalam pencetak kapsul
    sehingga kapsul terbentuk.
4. Kemudian diperiksa kelayakannya.
5. Kapsul bisa terbentuk dan siap diisi dengan bahan obat.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembuatan kapsul dengan bahan baku ubi kayu sangat berpotensi karena
    menggandung amilopektin yang sangat tinggi. Ubi kayu mengandung
    amilopektin yang cukup besar yang mana ubi kayu masih mempunyai nilai
    ekonomis rendah. Amilopektin diperoleh dari pati ubi kayu. Kalau ditinjau
    dari berbagai teori, amilopektin mempunyai bentuk granula yang dapat
     mengembang apabila ditambahkan air. Mengembangnya granula pada
     amilopektin merupakan suatu bentuk yang mempunyai sifat seperti gelatin.
    Oleh karena itu amilopektin dari ubi kayu sangat efektif untuk dijadikan
      sebagai bahan pengganti gelatin pada pembuatan kapsul.

2. Proses pengolahan amilopektin untuk dijadikan sebagai bahan pengganti
    gelatin pada pembuatan kapsul dari ubi kayu meliputi proses pretreatmen
    dengan tujuan agar ubi kayu bisa dipisahkan zat patinya, selanjutnya adalah
     proses pengenceran dengan tujuan agar amilopektin yang sudah terbentuk
     struktur granulanya bisa dikembangkan sehingga terbentuk gelatin,
     selanjutnya adalah proses penguatan dengan tujuan agar amilopektin dapat
     bertahan lama dalam bentuk struktur gelatinasi.






DAFTAR PUSTAKA


Author. (2009, Mei 14). Gelatin dari Babi. Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republika.com
Baily, A. J., & Paul. (1998). Journal of The Society of Leather Technologysts And Chemists. pp.104 - 110 , 6.
BPS. (2009, Mei 13). Impor Gelatin. Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com
Departemen Pertanian. 2005. Data Base Pemasaran International Ubi Kayu.
Dipetik Mei Kamis, 2009, dari www.republikaonline.com
Fauzi, R. (2007, Oktober 30). Gelatin. Dipetik Mei 14, 2009, dari www.chem-istry. com
Jannah, A. (2008). Gelatin. Malang: UIN.
Lidia Sari E, Indriyani M, Friska S. Pengaruh Perbedaan Suhu Tepung Tapai Ubi Kayu Terhadap Mutu Fisik dan Kimia yang Dihasilkan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006Hlm. 141-146. ISSN 1411-0067. 17
Nurhayati, & Nyoman, I. (2000). Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi. JMS , 3..
Wagiono. (2006). Pengembangan Formulasi Produk Mie Berbahan Baku Pati Dari Ubi Kayu. JTP VII-311 , 6.


3 komentar:

  1. proses pembuatan cangkang kapsulnya lebih detailnya seperti apa ? bisa tolong diinfoin ga ke sini erient.tiatri@gmail.com.. terima kasih

    BalasHapus
  2. Assalamualaikom bro,... bisa dikiriomkan file makalah lengkapnya? di taoemesaa@yahoo.com, terima kasih bro.

    BalasHapus